Friday, November 28, 2014

Teori Marxisme dan Alirannya

Posted by faisal. Category:

TEORI MARXIS
Kritik Sastra Marxis memiliki sejarah yang paling panjang. Marx membuat pernyataan-pernyataan umum yang penting di masyarakat pada tahun 1840-an. ada dua teori yang bisa dijadikan titik tolak ke mana arah teori Marxis ini akan menuju;
Pertama, Para filosof hanya menafsirkan dunia ini dengan berbagai cara; Maksudnya untuk  mengubahnya.
Kedua, itu bukanlah kesadaran orang-orang yang menentukan keberadaanya, tetapi sebaliknya, keberadaan sosial mereka yang menentukan kesadaran mereka.
Filsafat marxis cenderung berusaha meletakkan pikiran manusia ke dalam dua roda gerigi yang saling berlawanan, pertama Filsafat itu hanya sebuah hayalan dan perenungan, sekarang sudah saatnya mewijudkannya dalam realita kehidupan. Kedua, Hegal dan pengikutnya telah mengajak kita bahwa dunia itu dikuasai oleh pikiran, hukum-hukum alam merupakan realitas dari hukum akal yang dialektis bertingkat, keberadaan material itu ekspresi sesensi kejiwaan yang immaterial.
Pemikiran marx pada intinya menyatakan bahwa pemikiran tentang agama, ideologi, moral dan sebagainya merupakan hasil cipta budi manusia itu sendiri, bukan ciptaan dewa atau dzat yang maha tinggi lainnya.
Dalam pemikiran mereka yang lebih kasar dituturkan dengan lebih mekanis (bekerja seperti mesin) misalkan dalam ideologi Jerman (1846) membicarakan bahwa moralitas agama dan filsafat sebagai momok-momok yang dibentuk dalam otak manusia, yang merupakan refleks-refleks dan gema-gema dari dunia nyata.
Sebaliknya ia mengatakan bahwa aspek aspek ekonomilah yang sebenarnya menentukan akhir aspek-aspek laninyam mereka juga mengenal bahwa, seni, filsafat dan yang lainnya secara relatif otonom, dan memiliki kecakapan bebas untuk mengubah keadaan manusia.
Novel-novel yang tumbuh pada masa marxisme digolongkan ke dalam karya bidang ideologis, sebab pada masa itu terjadi pergolakan ideologis (tentunya warna karyanya pun menjadi penuh dengan ideologi yang berkecamuk pada masa itu).
A.       REALISME SOSIALIS SOVIET
Doktrin-doktrin yang ditulis oleh persatuan penulis Soviet (1932-1934) merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan Lenin sebelum Revolusi, isinya berbicara tentang masalah masalah utama tertentu tentang evolusi kesusastraan, cerminan hubungan kelas-kelasnya, dan fungsinya dalam masyarakat.
Kombinasi antara estetika abad ke-19 dan politk revolusioner tetap menjadi komposisi utama teori Soviet ini.
B.       GEORG LUKACS
Georg Luckacs merupakan salah seoran tokok kritukus Marxis besar, karnyanya tidak dapat dipisahkan dari Realisme Sosialis ortodoks. Pandangannya adalah pandangan marxsis dalam penekanannya pada hakikatg material dan sejarah struktur masyarakat.
Lukacs menggunakan istilah “refleksi” yang menjadi ciri dari seluruh karyanya, dengan menolak pandangan naturalisme ia kembali ke pandangan realis lama bahwa novel mencerminkan realitas, tidak hanya melukiskan wajah yang tampak dari permukaan tetapi menggambarkan pencerminan realitas yang lebih benar, lebih hidup, lebih dinamaik dan lebih lengkap. Mencerminkan adalah menyusun sebuah setruktur mental yang diubah menjadi kata-kata.
Karya sastra menurutnya bukan memceritakan kehidupan seseorang yang terasing dari lingkungan sekitarnya, namun menggambarkan proses hidup secara penuh.
Pandangannya ini meruntuhkan  naturalisme dan moderisme dalam waktu yang sama.
C.       BERTOLD BRECHT
Drama-drama Brecht itu radikal , anarkistik, dan anti-Borjuis , tetapi tidak anti kapitalis. Setelah membaca Marx sekitar tahun 1925 pemberontakan remajanya berubah menjadi ketertarikannya terhadap dunia politk tapi ia tidak sampai jadi seorang politisi. Pada sekitar  tahun 1930 ia menulis Lehrstrucke, drama-drama dialektik yang ditujukan untuk para kelas pekerja, tetapi ia tetpaksa meninggalkan Jerman ketika NAZI mulai berkuasa 1933, ia banyak menulis drama-drama utamanya dipengasingan, hingga akhirnya ia didrop di Jerman Timur mulai tahun 1949, di sana ia menghadapi kesulitan hidup karena berhadapan dengan Stalin.
Aliran Drama Brecht sangat bertentangan dengan Poetica Aristotelas yang mengharuskan adanya universalitas, kesatuan aksi tragik, dan menghasilakan penokohan pahlawan yang menghasilkan empati dan akhirnya masuk ke dalam  katarsis perasaan. Ia berpendapat Dramawan haruslah menghindari alur yang dihubungkan secara lancar dan sesuai arti yang tak terletakkan atau keuniversalan. Fakta-fakta keadailan perlu dihadirkan seolah-olah hal itu semua merupakan ketidak wajaran yang terjadi secara mengejutkan, seperti : menampilkan deklarasi perang yang seolah-olah msemuanya fenomenda alam, gempa bumi, banjir bandang dan lain-lain.
Selain itu acting (gestur) sangat perlu dilakukan dalam drama.
Selain itu dia juga percaya bahwa tidak ada hukum estetika yang abadi. Untuk menangkap kekuatan yang hidup, penulis harus memanfaatkan sarana formal yang dapat dimengerti baik yang baru atau yang lama, teorinya bersifat eksperiman dan tidak dogmatik -artinya konsep estetika yang diusung oleh Brecht itu bersifat fleksibel. pen.-
D.       ALIRAN FRANKFRUT DAN BENJAMIN
Aliran Franfrut sama sekali menolak aliran realisme, mereka memandang sistem sosial dalam mode Hegel menggambarkan semua aspek dalam totalitas yang menampilkan semua aspek dalam esensi yang sama. Analisis mereka sudah banyak dipengaruhi oleh paham Fasisme yang telah mengguruta pada waktu itu.
Salah seorang tokoh Aliran Franfrut bernama Adorno mengkritik Realisme Lucaks ia mengatakan bahwa seni itu terpisah dari realitas, keterpisahannya memberikan makna dan kekuatan khusus bagi karya sastra tersebut.
Aliran Franfrut sangat berkaitan dengan aliran Benjamin yang digagas oleh Walter Benjamin, pertemaun singkatnya degan Adorno menjadi salah satu alasan keterkatan kuat kedua aliran ini.dalam esainya yang berjudul “Karya Seni dalam abad Reproduksi Mekanis”, menggambarkan pengaruh dari adanya media komunikasi modern seperti televisi dan radio telah memisahkan seni dan ritualnya dan membukanya untuk menjadi alat politik, sedangkan Adorno hanya memandang pada fase ini seni sudah direndahkan oleh kemersialisasi.
Dengan kata lain menurut Benjamin bahwa para penulislah yang seharusnya menguasai industri perfilman untuk menjauhkan fungsi seni yang disalah gunakan itu.
E.       MARXISME “STRUKTURALIS”
Kehidupan sosial pada 1960-an telah banyak dipengaruhi oleh strukturalisme, namun kritik sastra marxis tidaklah dipengaruhi oleha liran pemikiran ini. Namun kedua tradisi ini percaya bahwa individual-individual tidak dapat dipahami berpisah dengan keberadaan masyarakatnya.
Perbedaannya terletak pada;  Marxis percaya individual merupakan pendukung posisi-posisi dalam sistem masyarakat, bukan agen-agen bebas. Sedangkan strukturalis percaya, sesuai dengan namanya-srtuktur- perilaku dan ucapan idndividu berkaitan artinya dengan sistem tanda yang mendasariny, bagaimanapun juga kaum strukturalis menganggap bahwa striktur-struktur yang mendasari ini sebagai sistem yang abadi dan mengatur dirinya sendiri, tapi Marxis memandangnya sebagai historis, dapat berubah dan akan banyak mengalami banyak pertentangan.
F.        PERKEMBANGAN MUTAKHIR: EAGLETON DAN JAMESON
Teori Marxis di Amrika banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Hegel aliran Frankfrut, karena Iklim politik yang kurang bersahabat karya-karya yang tersebar di sana hanya karya Adorno dan Arkhimer. Teori smarxsis terus menyebar ke banyak negara di Eropa, banyak para tokoh tokohnya, dan salah satu di antara mereka adalah, Terty Eaglaton ia menulis sebuah karya berjudul : Kritik Sastra dan Ideologi (1972), didasarkan pad Althusser dan Macerey yang anti Hegel-Maxis, selain itu ada juga tikoh bernama Jameson yang menulis sebuah karya berjudul : dalam ketidak sadaran Politik (1981).
Salah satu karya Eaglaton memberikan kritik sastra yang berasal dari semangat F.R Leavis dan Raymond Wiliams, serang Marxis Inggris yang punya afiliasai kuat dengan Marxis baru. Ia memeriksa potensi potensi sosialis yang human dari perhubungannya dengan masyarakat Industri. Konsep Konsep kunci Eaglaton ini adalah, Keseluruhan cara hidup dan struktur perasaan, keduanya menyarankan keengganan untuk membedakan secera teoretis diantara pengalaman subjektif dengan dengan kondisi masyarakat objektif.
Eaglaton seperti Althusser menuntut bahwa kritik sastra harus terpisah dengan masa pra-sejarah yang bersifat ideologi dan menjadi ilmu pengetahuan. Masalah utamanay yang lain adalah masalah mendefinisaikan hubungan antara kesusastraan dan ideologi, kara dalam pandangannya teks tidak mencerminkan kenyataan sejarah tetaoi merupakan karya terhadap ideologi untuk menghasilkan suatu efek yang nyata itu.
Tokoh aliran Frankfrut lain di Amerika adalah Fredrick Jameson, pemikirannya banyak sekali dipengauhi oleh Eagleton, pada tahu 1971 ia menerbitkan karya yang berjudul Marxisme dan Bentuk, dalam kajiannya ia menghadirkan suatu kritik sastra dialektis. Dia percaya dalam dunia monopoli kapitalisme ini yang mampu bertahan adalah jenis yang marxisme yang mengeksporasi tema-tema besar Filsafat Hegel.

Kritik sastra dialektis akan berusaha membuka kedok bentuk alam sebuah genreatau tubuh-tubuh teks dan akan bekerja dari permukaan sebuah sastra dan masuk ke dalam sebuah tingkat dimana bentuk sastra secara mendalam dihungung dihubungkan dengan realita yang konkret., Jamerson berpendapat bahwa kategori pengalaman yang dominan dalam novel adalah proses penulisan itu sendiri.

2 komentar:

FAHRUDIN S said...

Ini kok kayak pelajaran ips waktu ane masih SMA dulu ya haha

Unknown said...

kalo saya pas kuliah mata kuliah kritik sastra
marxisme yang satu ini dalam tinjauan sasstranya

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 
Ping your blog, website, or RSS feed for Free