Thursday, March 20, 2014

kritik buku “ Anqd al-Adab: Kritik Sastra Hijau Daun” A.Wahid Sy

Posted by faisal. Category:

Mengkritisi buku “ Anqd al-Adab: Kritik Sastra Hijau Daun”
A.Wahid Sy

Bab VIII
Nilai Dalam Karya Sastra
Oleh:
Ahmad Faisal Amir
Bsa/IV/A

  1.   Pengertian karya sastra dan seni sastra

        Karya sastra menurut penulis dalam bab ini adalah hasil cipta penyair atau  pengarang  sebagai gambaran pengalaman jiwanya.
Dari pengertian diatas tadi penulis menarik kesimpulan dari pendapat ilmuan yaitu:
ghazali yang menyatakan karya sastra adalah hasil ciptaan manusia yang memakai medium yang indah, sebagai ekspresi dari getaran jiwa dalam bentuk tulisan.
Zuber Usman berpendapat bahwa hasil pekerjaan pengarang atau penyair itu disebut kesusastraan atau seni sastra.
berbeda halnya dengan Renne Wellek memberi definisi karya sastra sebagai objek estetik ciptaan manusia yang imajinatif.
Menurut penulis karya satra hanya sebagai gambaran pengalaman jiwa sedang menurut renne wellek dalam karya sastra dalam penciptaan karya sastra adanya sifat imajinatif, sifat imajinatif menjadi sebuah ciri dari hakikat karya itu sendiri, baik dalam jenis karya satra epik, tragedik, dan dramatik.
Dalam imajinatif terdapat  sifat fictionaly (sifat mengkhayalkan),  invention(penemuan atau penciptaan), dan imajination (imajinasi).

2.      Nilai karya sastra
Menurut penulis karya sastra disebut bernilai apabila ia memiliki sifat estetik(indah).
Sedangkan menurut Benetto Crocce, keindahan adalah ekspresi yang berhasil baik. Penulis dan benetto berpendapat bahwa suatu kaya sastra dinyatakan bernilai, apabila karya tersebut memiliki sifat estetik(indah).
Berbeda dengan kelompok penganut formalisme, mereka menilai suatu karya sastra berdasarkan bentuk dan isi. Bagi mereka penilaian terhadap bentuk menempati posisi sentral daripada penilaian terhadap isi.
Dan menurut Herbert Read “seni tidak perlu indah” keindahan bukan hanya satu-satunya unsur ynag terdapat dalam sebuah karya sastra melainkan juga semua unsur yang dapat dirasakan oleh pembaca. 

         3.      Kriteria penilaian karya sastra
         Penulis membagi kriteria penilaian karya sastra menjadi dua yaitu;
                               I.            Kriteria penilaian estetik dan,
                            II.            Kriteria penilaian ekstra-estetik.

Sama halnya dengan Renne Wellek dan Austin Weren bahwa karya sastra adalah objek estetis, yang mampu membangkitkan pengalaman estetis. Jadi, dapat dikatakan renne welek dan Austin weren menggunakan kriteria penilaian estetik terhadap suatu karya sastra.
Dan menurut Tjernisevki bahwa karya sastra itu harus menggambarkan secara keseluruhan pengalaman batin pengarang. Pendapat ini sama dengan pendapat penulis dalam kriteria ekstra estetik.kriteria ekstra estetik adalah koridor penilaian yang melihat keseluruhan potensi yang dimiliki oleh karya sastra. Kritikus harus melihat dan merasakan pengalaman batin yang digambarkan dalam karya sastra pengarang.
Kemudian menurut Thomas Aquinas yang dimaksud dengan estetis yang digunakan dalam kriteria penilaian suatu karya sastra yaitu memiliki tiga syarat :
                                           I.            Keutuhan atau kesempurnaan
                                        II.            Keselarasan bentuk atau keseimbangan
                                     III.            Sinar kejelasan
Sedangkan Mahayana mengajukan enam kriteria penilaian yaitu:
                                           I.            Kebaruan (inovasi) yaitu pengarang menciptakan sesuatu yang baru atau belum ada sebelumnya.
                                        II.            Kepaduan(koherensi) yaitu dalam hal ini makna atau isi harus lebih diperhatikan.
                                     III.            Kompleksitas (kerumitan) yaitu karya sastra diyakini membawa pengalaman batin penulis atau pengarang.
                                      IV.            Originality (keaslian) yaitu bahwa karya sastra itu tidak ada yang asli, namun dengan kejeniusan pengarang dia akan mampu menghasilkan suatu karya yang benar-benar asli.
                                         V.            Kematangan pengarang yaitu kemampuan pengarang dalam menyelesaikan masalahnya atau sebaliknya.

                                      VI.            Kedalaman makna.

0 komentar:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 
Ping your blog, website, or RSS feed for Free