Monday, November 10, 2014

Prinsip-prinsip Dasar Menerjemahkan

Posted by faisal. Category:

Penerjemahan merupakan satu pekerjaan yang memerlukan kesungguhan.  kerana dalam proses penerjemahan yang tidak bersungguh-sungguh akan menimbulkan kekeliruan pembaca dan lebih-lebih lagi menimbulkan salah faham pembaca terhadap maksud pengarang[1].
Oleh karena itu penerjemah harus memahami prinsip-prinsip dasar penerjemahan.pemahan itu sebagai bahan pertimbangan untuk mengahsilkan karya terjemahan yang baik dan benar.[2]
Prinsip-prinsp dasar menerjemahkan
Dalam prinsip-prinsip dasar penerjemahan terdapat beberapa pendapat , diantaranya,
Marthin Luther (1483-1546)[3], yang mengemukakan bahwa seorang penerjemah haruslah mampu:
1. Mengalihkan aturan kata-kata;
2. Mempergunakan kata kerja bantu (auxiliary verbs);
3. Mempergunakan kata penghubung (conjunction) bila memang di perlukan;
4. Tidak memasukkan kata-kata atau istilah-istilah yang tidak ada padanan-terjemahnya di     dalam bahasa sasaran;
5. Mempergunakan frase-frase tertentu atau ungkapan-ungkapan tertentu apabila salah satu kata bahasa sumber itu tidak ditemui padanan terjemahnya dalam bahasa sasaran;
6. Mampu mengamati ragam dan gaya bahasa sumber.
Eltiene Dollet[4]  mengemukakan prinsip-prinsip dasar penerjemahan. Menurutnya penerjemah harus memiliki kemampuan antara lain:
1. Penerjemah haruslah sepenuhnya memahami isi dan maksud pengarang yang tertuang di dalam bahasa sumber;
2. Penerjemah haruslah mempunyai pengetahuan bahasa yang sempurna, baik bahasa sumber maupun bahasa sasaran;
3. Penerjemah haruslah menghindari kecenderungan menerjemahkan kata per kata, oleh karena apabila teknik demikian ia lakukan maka ia akan merusak makna kata asli dan keindahan ekspresi;
4. Penerjemah haruslah mampu menggunakan ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan sehari-hari;
5.   Penerjemah haruslah berkemampuan menyajikan nada (tune) dan warna asli bahasa sumber dalam karya terjemahannya.
Menurut Theodore Savory (1968)[5], dalam bukunya The Art of Translation mengemukakan tentang prinsip-prinsip dasar menerjemahkan yaitu:
1. penerjemah harus lah dapat mencarikan padanan kata yang sesuai dengan makna kata-kata aslinya .
2. penerjemah haruslah dapat menyajikan gagasan-gagasan aslinya.
3. penerjemah hendaknya dapat menghasilkan karya terjemahan yang dapat dibaca dengan mudah.
4. penerjemah hendaknya dapat menghasilkan karya terjemahan yang dapat merefleksikan gaya naskah pengarang aslinya.
5. penerjemah hendaknya memiliki gaya penerjemahan yang mandiri.
6. penerjemah hendaknya dapat menghasilkan karya terjemahan yang dapat dibaca sesuai dengan bahasa kontemporer naskah aslinya.
7. penerjemahhendaknya juga dapat membuat karya terjemahan yang dapat dibaca sebagaimana bahasa kontemporer penerjemah.
8. penerjemah dapat melakukan penambahan ataupun pengurangan bagian tertentudari naskah aslinya.
9. penerjemah juga boleh mengerjakan apa adanya.
10. penerjemah dapat menerjemahkan sebuah  sajak dalam bentuk prosa.
11. penerjemah juga dapat mengalihkan sajak itu dalam bentuk sajak pula.
Menurut Ibrahim Zaki  Khursyd ( 1985 : 43-46)[6]
Menurutnya bahwa penerjemahan bidang sastra lebih sulit dari pada penerjemahan bidang keilmuan dan kebudayaan.penerjemah bidang sastra diharapkan mengikuti uslub-uslub sastra, mengenal kepribadian penyair, dan lain sebagainya. Sedangkan penerjemah bidang keilmuan dan kebudayaan, hendaknya memiliki pengetahuan kebudayaan dengan tetap menjaga bahasa sumber dan sasaran.
Seorang penerjemah dari bahasa Arab ke bahasa lain hendaknya mengetahui beberapa hal, diantaranya :
1. tidak menerjemahkan secara kata perkatakarena dapat merusak susunan bahasa arab
2. dasar bahasa arab dimulai dengan kata kerja bukan dengan kata benda.
3. keistimewaan bahasa arab dari bahasa inggris yaitu, adanya jumlah ismiyyah dalam bahsa arab
Contoh:   مفيدالكتتاب
4. penguunaan kata Qod  pada Fiil mady berarti menegaskan sedangkan penggunaan kata Qod pada fiil mudhari berarti mungkin
Kesimpulan
Penerjemahan merupakan satu pekerjaan yang memerlukan kesungguhan.  kerana dalam proses penerjemahan yang tidak bersungguh-sungguh akan menimbulkan kekeliruan pembaca dan lebih-lebih lagi menimbulkan salah faham pembaca terhadap maksud pengarang. Prisip-prinsip mendasar menejemahkan dipakai sebagai pedoman teoritis untuk menghasilkan terjemahan yang baik dan benar.



Daftar pustaka
 Akmaliyah, Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan, (Bandung:N&Z press).
http://ms.wikipedia.org/wiki/Penterjemahan




[2]  Akmaliyah, Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan, (Bandung:N&Z press).hlm 53.
[3]  Ibid.,hlm. 54.
[4]  Ibid.,
[5] Ibid.,  hlm.56
[6]  Ibid., hlm. 58

0 komentar:

Post a Comment

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 
Ping your blog, website, or RSS feed for Free