Penerjemahan merupakan satu pekerjaan yang memerlukan
kesungguhan. kerana dalam proses penerjemahan
yang tidak bersungguh-sungguh akan menimbulkan kekeliruan pembaca dan
lebih-lebih lagi menimbulkan salah faham pembaca terhadap maksud pengarang[1].
Oleh karena itu penerjemah harus memahami prinsip-prinsip dasar
penerjemahan.pemahan itu sebagai bahan pertimbangan untuk mengahsilkan karya
terjemahan yang baik dan benar.[2]
Prinsip-prinsp dasar menerjemahkan
Dalam prinsip-prinsip dasar penerjemahan
terdapat beberapa pendapat , diantaranya,
Marthin Luther (1483-1546)[3],
yang mengemukakan bahwa seorang penerjemah haruslah mampu:
1. Mengalihkan aturan kata-kata;
2. Mempergunakan kata kerja
bantu (auxiliary verbs);
3. Mempergunakan kata
penghubung (conjunction) bila memang di perlukan;
4. Tidak memasukkan kata-kata
atau istilah-istilah yang tidak ada padanan-terjemahnya di dalam bahasa sasaran;
5. Mempergunakan frase-frase
tertentu atau ungkapan-ungkapan tertentu apabila salah satu kata bahasa sumber
itu tidak ditemui padanan terjemahnya dalam bahasa sasaran;
6. Mampu mengamati ragam dan
gaya bahasa sumber.
Eltiene Dollet[4] mengemukakan prinsip-prinsip dasar penerjemahan.
Menurutnya penerjemah harus memiliki kemampuan antara lain:
1. Penerjemah
haruslah sepenuhnya memahami isi dan maksud pengarang yang tertuang di dalam
bahasa sumber;
2. Penerjemah
haruslah mempunyai pengetahuan bahasa yang sempurna, baik bahasa sumber maupun
bahasa sasaran;
3. Penerjemah
haruslah menghindari kecenderungan menerjemahkan kata per kata, oleh karena
apabila teknik demikian ia lakukan maka ia akan merusak makna kata asli dan
keindahan ekspresi;
4. Penerjemah
haruslah mampu menggunakan ungkapan-ungkapan yang biasa digunakan sehari-hari;
5. Penerjemah
haruslah berkemampuan menyajikan nada (tune) dan warna asli bahasa sumber dalam
karya terjemahannya.
Menurut Theodore Savory (1968)[5], dalam bukunya The Art of Translation mengemukakan tentang
prinsip-prinsip dasar menerjemahkan yaitu:
1.
penerjemah harus lah dapat mencarikan padanan kata yang sesuai dengan makna
kata-kata aslinya .
2.
penerjemah haruslah dapat menyajikan gagasan-gagasan aslinya.
3.
penerjemah hendaknya dapat menghasilkan karya terjemahan yang dapat dibaca dengan
mudah.
4.
penerjemah hendaknya dapat menghasilkan karya terjemahan yang dapat
merefleksikan gaya naskah pengarang aslinya.
5.
penerjemah hendaknya memiliki gaya penerjemahan yang mandiri.
6.
penerjemah hendaknya dapat menghasilkan karya terjemahan yang dapat dibaca
sesuai dengan bahasa kontemporer naskah aslinya.
7.
penerjemahhendaknya juga dapat membuat karya terjemahan yang dapat dibaca
sebagaimana bahasa kontemporer penerjemah.
8.
penerjemah dapat melakukan penambahan ataupun pengurangan bagian tertentudari
naskah aslinya.
9.
penerjemah juga boleh mengerjakan apa adanya.
10.
penerjemah dapat menerjemahkan sebuah
sajak dalam bentuk prosa.
11.
penerjemah juga dapat mengalihkan sajak itu dalam bentuk sajak pula.
Menurut Ibrahim Zaki Khursyd
( 1985 : 43-46)[6]
Menurutnya bahwa penerjemahan bidang sastra lebih sulit dari pada
penerjemahan bidang keilmuan dan kebudayaan.penerjemah bidang sastra diharapkan
mengikuti uslub-uslub sastra, mengenal kepribadian penyair, dan lain
sebagainya. Sedangkan penerjemah bidang keilmuan dan kebudayaan, hendaknya
memiliki pengetahuan kebudayaan dengan tetap menjaga bahasa sumber dan sasaran.
Seorang
penerjemah dari bahasa Arab ke bahasa lain hendaknya mengetahui beberapa hal,
diantaranya :
1.
tidak menerjemahkan secara kata perkatakarena dapat merusak susunan bahasa arab
2.
dasar bahasa arab dimulai dengan kata kerja bukan dengan kata benda.
3.
keistimewaan bahasa arab dari bahasa inggris yaitu, adanya jumlah ismiyyah
dalam bahsa arab
Contoh: مفيدالكتتاب
4. penguunaan kata Qod
pada Fiil mady berarti
menegaskan sedangkan penggunaan kata Qod pada fiil mudhari berarti
mungkin
Kesimpulan
Penerjemahan merupakan satu pekerjaan yang memerlukan kesungguhan.
kerana dalam proses penerjemahan yang
tidak bersungguh-sungguh akan menimbulkan kekeliruan pembaca dan lebih-lebih
lagi menimbulkan salah faham pembaca terhadap maksud pengarang. Prisip-prinsip
mendasar menejemahkan dipakai sebagai pedoman teoritis untuk menghasilkan
terjemahan yang baik dan benar.
Daftar pustaka
Akmaliyah, Wawasan dan Teknik Terampil Menerjemahkan,
(Bandung:N&Z press).
http://ms.wikipedia.org/wiki/Penterjemahan
0 komentar:
Post a Comment