Resume Buku Putu Arya Tirtawirya”Apreasiasi Puisi dan
Prosa”
Bagian pertama: Puisi
1.
PUISI LAWAN KATANYA
BUKAN PROSA TAPI ILMU
PROSA
LAWAN KATANYA BUKAN PUISI TAPI SAJAK
Sajak
adalah puisi tetapi puisi belum tentu dia itu adalah puisi.puisi mungkin saja
terdapat pada prosa seperti cerpen, novel atau esay.
Suatu pengungkapan secara implisit, samar dengan makna
yang tersirat, dimana kata-kata condong pada artinya yang konotatif, itulah
yang sebenarnya yang dimaksud dengan puisi.
Menurut
Alexis De Tocqueville puisi ialah hal mencari dan melukiskan “yang
diidamkan” (the ideal). Dengan demikian puisi bukanlah melukiskan kebenaran,
melainkan memuja kebenaran dan “memberi
jiwa” suatu gambaran yang lebih indah. Sajak yang dianggap sebagai keindahan
bahasa yang sempurna yang amat puitis. Tetapi sajak itu sendiri bukanlah puisi.
Prosa pada dasarnya menyodorkan suatu cara pengungkapan
yang explisit, mengurai atau menjelas terangkan segala sesuatunya. Gamblang
meskipun sama-sama menerapkan pengungkapan secara explisit, antara prosa dan
penulisa ilmiah terdapat perbedaan dari segi penerapan keindahan bahasa.
Dalam puisi kita berhadapan dengan dengan suatu
pengungkapan yang menyirat, sedangkan dalam sajak kita tidak hanya berhadapan
dengan pengunngkapan yang menyirat saja tapi menghadapi “materi isi” atau
“subject matter” yang tersirat.
Apakah sajak itu ? tidak ada satu definisi yang mampu
menjawabnya dengan sempurna, kecuali jawaban penyair Boris Pasternak dalam
sajaknya yang berjudul
batasan sajak.
Sajak
adalah siul melingking curam
Sajak
adalah gemertak kerucut salju beku
Sajak
adalah daun-daun menges sepanjang malam
Sajak
adalah dua ekor burung malam menyanyikan duel
Sajak
adalah manis kacang kapri mencekik mati
Sajak
adalah air mata dunia diatas bahu.
2. SAJAK
MENGUNDANG ASOSIASI BUKAN INTERPRETASI
“seorang kritikus “
kata H.B jassin “adalh seorang manusia biasa yang pernah juga berbuat
kekeliruan .” dan kekeliruan seorang kritkus sastra adalah keliru bersikap
sewaktu menghadapi sebuah sajak. Dalam menghadapi sajak yang bagus (sempurna)
atau sajak yang jelek sikapnya sama masing-masing dianggapnya sebagai obyek.
Padahal sajak yang bagus, sempurna, tidak mengandung cacat apapun sungguhnya
sajak itu bukan sebuah obyek melainkan sebuah subyek. Sebuah subyek yang
mengundang asosiasi pembaca bukan interpretasi kita. Dengan kata lain kita
harus memberbaurkan diri, meluluhkan diri padanya, bukan lantas kita mengadakan
jarak terhadapnya.
Sebuah sajak pada hakekatnya mengundang kita untuk
berasosiasi tidak berinterpretasi bertafsir-tafsir. Oleh karena itulah metode
ganzheit (kesan keseluruhan) tepat digunakan dalam suatu penilaian. Khusus
untuk menghadapi sajak-sajak yang memiliki cacat.
3. ARTI
KOMUNIKASI DALAM SAJAK
Kalau kita selidiki mengapa terdapat perbedaan dalam
proses penulisan prosa dan puisi, akan kita temui dua buah factor dominan yang
masing-masing berdiri sendiri. Faktor pikiran mempunyai andil paling besar
dibidang prosa sedangkan, sedangkan factor perasaan dibidang puisi.
Para penyair yang masyhur didunia kebanyakan memiliki
otak yang cemerlang
Dalam filsafat misalnya
satre, camus, gide, iwan simatupang dan subagio sastrowardojo. Dengan
demikian arti komunikasi dalam prosa adalah tidak terlepas kaitanya dengan
pemikiran-pemikiran yang matang atas hidup dan kehidupan manusia sejagat.
Menghadapi kata penyair tidak lantas berasosiasi pada kalimat, tapi asosiasinya
menjurus pada pengalaman, emosi dan cita. Dalam proses pembuatan sebuah sajak
penyair tidak menyadari adanya jarak diantara dirinya dengan pembaca.
Memang tidak semua orang bias menikmati sajak, diperlukan
apresiasi terlebih dulu. Beda dengan prosa, komunikasi dalam sajak bersifat
tertutup, artinya diperlukan kesedian orang lain selaku pembaca untuk membuka
kamar penuh rahasia tersebut suatu kesedian yang tidak kepalang tanggung. Tiada
rahasia yang lebih pelik daripada pribadi manusia dan seorang penyair melangkah
kearah perekaman kenyataan tersebut kedalam sebuah sajak.
4. BOBOT
DALAM PUISI
Bobot
adalah pencerminan dari kedewasaan atau kematangan seseorang selaku penyair.
Dan lebih jauh lagi merupakan pencerminan dari perkembangan kreativitas dalam
kurun waktu tertentu.
Berbobot
tidaknya puisi anda, seperti ujar penyair rainer maria rilke,tidak mungkin
ditentukan oleh orang lain selain diri anda sendiri.
5.
RAHASIA
PUISI
Bentuk
kesusastraan yang paling tua dalam peradaban manusia adalh puisi. Dan bentuk
paling agung yang tiasa diliputi kabut rahasia dalam kesusastraan dunia adalah
puisi.
Berpuisi
adalah kebaruan cara pengungkapan apa yng mesti diungkapkan dalam puisi
tidaklah sesuatu yang sepele.
6.
SEBUAH
SAJAKADALH SEBUAH LUKISAN TAPI KATA BUKANLAH CAT
Kata chairil anwar : sebuah sajak adalah sebuah lukisan
dalam arti bahwa sajak tidak mungkin diuraikan atau dijelaskan apa maksud
artinya.
Yang esensial dalam puisi adalah
kebaruan cara pengungkapan, kata penyair subagio sastrowawrdoyo, salah seorang
penyair yang yang menaruh kepercayaa kepada makna yang terkandung dalam kata.
Apa-apa yang patut diungkapkan dalam puisi, menurut Goenawan mohamad kita sebut
tenaga puisi. Dan dengan apa ia kita ungkapkan serta dengan cara bagaimana
(sesuai dengan estetika), semunya ini disebut kekuatan sajak(menyangkut segi
bentuk).Sebuah sajak adalah sebuah lukisan.
7.
SIMBOLISME
Meskipun
sama-sama menggunakan kata tapi ada perbedaan antara penyair dan pengarang.
Yaitu dalam sikap menghadapi kata itu sendiri. Dalam puisi seorang penyair
condong memperlakukan kata menurut sifatnya yang konotatif memiliki arti
samingan yang kadang sulit ditebaklantaran duplikat dari pribadi sang penyair.
Dalam dunia prosa sebalikanya,
pengarabg cendrungmeraih kata pada sifatnya yang denotatif,yang tersurat atau
arti sebagaimana keterangan dalam kamus.
Seorang
penyair membutuhkan suatu alat untuk melapangkan jalan alias landasan buat
meluncurkan pikiran maupun perasaanya secara bernas. Alat itu bernama simbol
atau perlambang. Dan hasilnya dinamakan simbolik.
Simbolisme sebagai suatu aliran
dalam kesusastraan, dimulai oleh beberapa penyair perancis Mallarme,
rimbaud, verlaine dan baude cespleng.
Abdul
hadi menulis sebagai berikut:bagi penyair-penyair simbolis seperti Verlaine
dan Mallarme puisi harus berkomunikasi kepada pembacanya secara tidak langsung
karena puisi bukan percakapan dan sehari-hari.puisi harus sugesif, musical, dan
imajinatif. Setiap
dalam suatu sajak harus serentak memuat dalam dirinya : imaji, feeling,
pemikiran dan perlambangan.
Kaum simbolis sangat mengutamakan asosiasi-asosiasi yang
dapat dicapai dengan pengindraan kita dalam memilih imaji, ditambah dengan
pengaruh freud dan jung mengenai dunia sadar.
8. APAKAH
MANTERA ITU TERMASUK CIPTA SASTARA?
Kesusastraan
adalah kreasi manusia, sebuah situasi dimana manusia ada dalam kancah
pergulatan dengan bahasa. Manusia menciptakan
kesenian dengan bahasa sebagai alat dan juga sebagi bahanya.
Semua
kitab suci adalah puisi, tapi kita tidak bisa memasukan kesusastraan lantaran
bukan hasil karya manusia.
9.
ANYAMBEMEN
Ayambemen
adalah pemenggalan kata dalam baris(larik)untuk kemudian memindahkannya kebaris
berikutnya.
10. DIBELAKANG KEINDAHAN
SEBUAH SAJAK
Ada
tiga pilar penopang keindahan sebuah karya seni, kata leo tolstoy yaitu ;
1.bentuk
2.
isi
3.
kejujuran
11. PUISI TRANSPARAN DAN PRIMATIS
Golongan puisi transparan atau sering pula
disebut diaphan dan golongan puisi primatis. Transparan berarti jernih, bening.
Jadi puisi transparan, para pembaca akan mudah untuk meluluhkan diri atau
berakrab dengan isi dari sajak yang tengah dihadapi.
Puisi primatis adalah lawan dari
puisi transparan.sesuatu yang berada dibelakang sebuah prisma teramat sukar
tertangkap oleh mata.
12. proses lahirnya sebuah sajak
tema atau isi sebuah sajak tidak jatuh begitu saja dari
langit. Seorang penyair yang sejati bakal berusaha penuh konsentrasi lewat
bacaan dan latihan serta pendekatanyang mesra terhadapmasyarakat dan alam
sekitarnya.
13. SATURDJI CALZOUM BACHRI, BIR DAN KREATIVITAS
beberapa tahun yang lalu
saya brpendapat bahwa Kredo Sutardji Calzoum Bachri dan begitu pula ulahnya
berkenaan dengan kemestian minum bir kalau baca sajak hanyalah suatu taktik
mencapai popularitas semata.
Kredo Sutardji yang
melepaskan beban makna dari kata-kata pada hakekatnya menjungkirbalikkan teori
sastra yang konvensiaonal-klasik: bahasa adalah tulang punggung kesusastraan. Atas dasar inilah
saya menolak mantera sebagai cipta sastra. Mantera sebagai salah satu unsur
yang terdapat efek-efek penulisan sastra, saya terima. Tapi kemutlakannya yang
mau tak mau mesti mengkafirkan makna kata dalam sebuah sajak, inilah yang saya
tolak mentah-mentah atau apriori.
Bagian II: PROSA
1.
DAYA
PIKAT SEBUAH CERITA PENDEK
Ditinjau dari motif orang membaca, pembaca terbagi dua,
ada yang Cuma ingin tahu isi cerita, dan tidak ambil pusing terhadap “style”
atau gaya sang pengarang.
Dalam kesusastraan yang menjadi daya pikat pertama adalah
nama pengarang. Seorang yang terjun ke dunia karang –mengarang tahap pertama
yang ia usahakan mati-matian adalah popularitas namanya sebagai pengarang .
Dalam sebuah cerpen, daya pikat yang pertama teretak pada
halaman awal terutama tergantung pada kepandaian pengarang membuka cerita.
2.
ALINEA
AWAL DAN AKHIR SEBUAH CERPEN
Seni sastra pada hakekatnya bukan terdiri dari “isi”,
tapi “bentuk” pun memegang peranan yang menentuan. Menentukan apakahasebuah
cerpen bernilai sastra atau tidak. Isi biarpun elok tapi apabila bentuk gaya
bercerit a atau gaya bahasa jelek, maka cerpen tersebut tak urung jadi picisan
atau Kitsch. Istilah “kitsch” dipakai untuk membedakan adanya sebuah karangan
yang tidak dapat kita golongkan picisan, juga tidak termasuk sastra.
3.
UNSUR CERITRA DALAM CERITRA PENDEK
Tidak semua Ceritra yang pendek bisa
diklasifikasikan cerpen sebuah
ciptasastra.
Sebuah cerpen atauh Short-story dalam bahasa Inggris pada
dasarnya menuntut, jelasnya mengadakan tuntutan berupa kemestian adanya
perwatakan jelas pada tokoh ceritra. Sang tokoh merupakan sentral ide dari
ceritra.unsur perwatakan lebih dominan daripada unsur ceiita itu sendiri.
4.
HUMOR
DAN PERBANDINGAN DALAM SEBUAH CERPEN
Cerpen sebagai sebuah karya seni, yaitu seni sastra atau
kesusastraan tidak bisa dipisahkan antara isi dan bentuknya.
Seorang pengarang yang baik adalah dia itu adalah
pelawak. Tapi, pelawak belum tentu pengalaman dalam karang mengarang menempa
seorang pengarang untuk menjadi peka terhadap humor, menkmati hmor orang lain
maupun menyelipkan humor dalam kalangan sendiri.
5.
SOROT-BALIK
(FLASH-BACK)
Pengarang menghadapi dua pilihan. Apakah akan melukiskan kenangan sang tikoh secara
langsung ataukah dengan tidak langsung. jelasnya kalau secara langsung maka
pengarang mesti melukiskan peristiwa peristiwa tempohari tersebut secara tiga
dimensi. Para pelaku diberi kesempatan bergerak, berdialog sesuai dengan daya
ingatakn tokoh yang terkenang tadi.
6.
PERWATAKAN
PELAKU CERITRA
Tidak semua cerita yang pendek adalah cerpen, dan yang
menjadi ciri khas sebuah cerpen adalah adanya perwatakan pelaku ceritra.
Lantaran terbatasnya kesempata bagi pengarang dalam penulisan cerpen, tidak
seperti dalam penulisan novel atau lakon drama, menyebabkan segi perwatakan
tidak mungkin digarap sempurna. Tapi ini tidaklah berarti bahwa pengarang boleh
melalaikannya dalam penulisan sebuah cerpen.
Bentuk cerpen sebagai karya sastra dia berdiri sendiri
dengan keunikan-keunikannya sendiri pula.
7.
PLOT
Renek Wellek mengatakan bahwa Plot adalah struktur
penceritaan, sedangkan Hudson mengatakan bahwa plot adalah rangkaian kejadian
dan perbuatan, rangkaian hal-hal yang diderita dan dikerjakan oleh pelaku
–pelaku sepanjang roman atau novel yang bersangkutan.
8.
RENUNGAN-RENUNGAN
DALAM KARYA SASTRA
Pengarang itu ada dua tukang cerita dan sastrawan.
Renungan atas kehidupan merupakan suatu ciri khas yang
senantiasa terdapat dalam karya sastra. Ilah sebabnya mengapa cerita-cerita
detektif sepanjang sejarah tidak diklasifikasikan hasil kesusastraan. Lantaran
pengarang tdak menggeluti renungan kehidupan tersebut.
9.
FUNGSI
CATATAN HARIAN DALAM KARANG-MENGARANG
Seorang pelukis yang selalu melakukan ribuan latihan
dalam mencoretkan garis dan sapuan catnya, akhirnya ia menemukan kepribadian
pada tarikan garis dan sapuan catnya, sehingga kita dapat menerka siapa
pelukisnya sewaktu kita menikmati sebuah lukisan. Sedangkan dalam dunia karang
mengarang seorang penyair, yang ingin meningkatkan karyanya yaitu dengan banyak
laithan melalui buku catatan hariannya.
Yang dimaksud dengan renungan kehidupan ialah pengalaman
pengarang, hasil perenungan dirinya
berkat pengalaman tadi yang ia nukilkan dalam cerita yang dirtulisnya yang
nantinya akan memperkaya batin pembaca.
10. KRITIK DAN ESAI
Dua bidang penulisan yang
karena dekatnya berdampingan satu dengan yang lain menyebabkan tidak
sedikit rang awam terkecoh. Yaitu bentuk Kritik dan Esai.
Esai dapat kita klasifikasikan menjadi dua bagian: yang
objektif dan yang subjektif. Yang pertama se disering diberi predikat “sebuah
studi” dan satunya lagi disebut “Sebuah esai kecil”.
Sebuah tulisan dapat disebut esai
apabila krangan itu dituliskan tidak
secara acak-acakan, gaya bahasa dan cara pengungkapannya memikat hati.
11. CERITA PICISAN, POPULER DAN SASTRA
Cerpen, drama dan novel adalah bentuk-bentuk karangan
yang bermodalkan cerita, yang merupakan akibat dari sikap pengarangnya dalam
merangkumkannya maka kita dapat membagi menjadi tiga kategori: yang picisan,
yang popular dan yang sastra.
Cerita yang bernlai sastra, tidak selamnya diberati oleh
filsafat, psikologi.
12. SASTRA DAN JURNALISTIK
Sastra dan jurnalistik adalah dua bidang penulisan yang
berbeda, masing-masing bidang tersebut membutuhkan kemampuan tersendiri dari
seorang yang berkecimpung di dalamnya.
13. NOVEL DAN ROMAN
Istilah roman mulanya sejak zaman penjajahan belanda
istilah tersebut digunakan orang sebagai terjemahan dari istilah asing yaitu
Novel.penggunaan kata roman semakin tersisih oleh kata novel yang lebih
populer.
Konon pada sebuah roman terdapat
lebih banyak pelaku erita tinimbang novel.
14. PROSES RAMPUNGNYA SEBUAH CERPEN
Mengapa rijono pratikto dapat menyelesaikan cerpennya
sambil mengobrol dengan teman-temannya yang datang bertamu? Saya kira lantaran
rijono tidak bertolak titik pada mood tapi dari kerangka cerita di mana bahan-bahan
cerita sudah dicerna sebelumnya jadi tinggal menuangkanya dalam tulisan. Dengan
demikian konsentrsi tidak pegang peranan yang
menentukan, cukup daya ingat yang cemerlang.
0 komentar:
Post a Comment